- Lafazh salam sembahyang terdapat khilafiyah dikalangan ulama, ada yang Assalamu alaikum warahmatullah (tanpa tambahan wa barakatuh) dan ada pula yang sampai Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh :
وحكى السبكى فيها ثلاثة اوجه : اشهرها لا تسن وثانيها تسن وثالثها وتسن فى الاولى دون الثانية
Artinya: Assubki menerangkan tentang lafazh salam sembahyang ada tiga pendapat : 1) yang lebih masyhur tidak sunnat menambah sampai wa barkatuh, 2) sunnat menambah sampai wa barkatuh, dan 3) sunnat sampai wa barkatuhpada salam pertama, sedangkan salam kedua tidak sunnat. (Kitab Al Bajuri I/158 dan I’anatuththalibin I/177).
( قوله واكمله السلام عليكم ورحمة الله ) لايندب هنا وبركاته على المعتمد و فى الجنازة على المعتمد ايضا
Artinya: (perkataannya dan lafazh salam yang paling sempurna ialah Assalamu alaikum wa rahmatullah) dan didalam sholat tidak sunnat menambah wa barkatuh menurut pendapat yang muktamad dan pada sholat jenazah juga sama menurut pendapat yang muktamad. (Kitab Al Bajuri I/158).
ويسن ان يقرن كلا من التسليمتين ( برحمة الله ) اى معها دون وبركاته على المنقول فى غير الجنازة اى اما فيها فتسن زيادته
Artinya: Dan sunnat menyertakan pada kedua kali salam sholat tersebut sampai dengan (rahmatillah) tanpa tambahan wa barkatuh menurut pendapat yang manqul pada selain sholat jenazah adapun pada sholat jenazah sunnat sampai wa barkatuh.(Kitab I’anatuththalibin I/177).
( مسئلة ) تسن زيادة ( وبركاته ) بعد سلام صلاة الجنازة عند حخر خلافا رمل ولا تسن باتفاقهما فى غير ها من الصلوات
Artinya: (Masalah) sunnat menambah sampai wa barkatuh pada salam sholat jenazah menurut fatwa Ibnu Hajar berbeda dengan pendapat Muhammad Ramli yang memfatwakan tidak sunnat. Keduanya mufakat bahwa semua sholat selain sholat jenazah tidak sunnat menambah (wa barkatuh). (Kitab Atsmadul ‘Ainain halaman 44).
ولا يندب زيادة وبركاته على المعتمد عند الشافعية والحنابلة ودليلهم يتفق مع دليل الحنفية وهو حديث ابن مسعود وغيره المتقدم : ان النبى صلى الله عليه و سلم كان يسلم عن يمينه وعن يساره : السلام عليكم ورحمة الله، السلام عليكم ورحمة الله
Artinya : Dan tidak sunnat menambah (wa barkatuh) menurut pendapat yang muktamad pada madzhab Syafi’I dan Hambali, dalil mereka sama dengan dalil yang dipergunakan dalam madzhab Hanafi yaitu hadits Ibnu Mas’ud dan lainnya: Bahwa Nabi SAW bersalam kekanan dan kekirinya (Assalamu alaikum wa rahmatullah, Assalamu alaikum wa rahmatullah). (Kitab Al Fiqhul Islami wa adillatuh halaman I/673).
واعلم ان الاكمل فى السلام ان يقول عن يمينه (السلام عليكم ورحمة الله ) وعن يساره (السلام عليكم ورحمة الله ) ولا يستحب ان يقول معه ( وبركاته ) لانه خلاف المشهور عن رسول الله صلى الله عليه و سلم
Artinya: Dan ketahuilah bahwa salam yang sempurna ialah mengucapkan ke arah kanannya (Assalamu alaikum wa rahmatullah) dan ke arah kirinya (Assalamu alaikum wa rahmatullah) dan tidak sunnat menambahnya (wa barkatuh) karena menyalahi yang lebih masyhur dari Rasulullah SAW. (Kitab Al-Adzkaar halaman 56).
واكمله (السلام عليكم ورحمة الله ) للاتباع ولا يسن ( وبركاته ) على المنصوص المنقول لكنها ثبتت من عدة طرق ومن ثم اختار كثير ندبها
Artinya: Dan salam yang paling sempurna ialah (Assalamu alaikum wa rahmatullah) karena mengikuti Nabi SAW dan tidak sunnat menambah (wa barkatuh) menurut yang di-nash-kan dan manqul, tetapi ada keterangan dari berbilang jalan dan karenanya banyak pula yang memilih sunnat menambah (wa barkatuh). (Kitab Nihayatul Muhtaj halaman I/537).
Dalam Kitab Al-Fiqhul Islami oleh DR. Wahbah Al-Zuhaili halaman I/672, 673 dan 674 menerangkan bahwa para Ulama Hanafiah, Syafi’iyah dan Hanbaliyah salamk yang sempurna (Assalamu alaikum wa rahmatullah) dan tidak sunnat menambah (wa barkatuh) dan para Ulama Malikiyah salam yang sempurna (Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh).
واكمله (السلام عليكم ورحمة الله ) لانه المأثور ولا تسن زيادة ( وبركاته ) كما صححه فى المجمع
Artinya: Dan salam yang paling sempurna (Assalamu alaikum wa rahmatullah) karena itulah lafzh salam yang ma’tsur dan tidak sunnat menambah (wa barkatuh) sebagaimana di sahiehkan dalam Kitab Al-Majmu’. (Kitab Mughnil halaman I/177).
- Terjadinya khilafiyah lafzh salam sembahyang tersebut karena adanya beberapa riwayat hadits yang berbeda :
وحديث التسليمتين رواه خمسة عشر من الصحابة بأحاديث مختلفة ففيها صحيح و حسن و ضعيف ومتروك وكلها بدون زيادة ( وبركاته ) الا فى رواية وائل ورواية عن ابن مسعود
Artinya: Dan hadits dua kali salam mengakhiri sholat telah diriwayatkan oleh 15 orang sahabat dengan beberapa hadits yang berlainan (ada yang sahieh, hasan, dha’if dan matruk) semua tanpa tambahan (wa barkatuh) kecuali hadits pada riwayat dari Wail dan Ibnu Mas’ud. (Kitab Subulussalam I/194).
- Hadits riwayat dari Wail menyebutkan bahwa lafzh salam sampai dengan wa barkatuh:
وعن وائل ابن حجررضى الله عنه قال : صليت مع النبى صلى الله عليه و سلم فكان يسلم عن يمينه “السلام عليكم ورحمة الله وبركاته”، وعن شماله “السلام عليكم ورحمة الله وبركاته”
Artinya: Dan dari Wail bin Hajar r.a mengatakan: Aku sembahyang bersama Nabi SAW, maka beliau mengucapkan salam kearah kanannya (Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh) dan mengucapkan salam kearah kirinya (Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh). (H.S.R. Abu Daud dengan sanad yang sahih – Kitab BulughulMaram halaman I/65 hadits ke 339 dan Fiqhus sunnah I/141).
Bahsulmasaail hari Rabu tgl. 3 Jumadil Akhir 1417 H/ 16 Oktober 1996 M
Samarinda tgl. 21Oktober 1996 M
MAJELIS ULAMA INDONESIA
DAERAH TK. I KALIMANTAN TIMUR
Ketua Umum Ketua Komisi Fatwa
K.H. SABRANITY K.H. SAAD IJAN SALEH, BA
